Kamis, 08 September 2011

Mantan Kekasih Ku



Aku Denny anak kelas X-3  yang sangat bermasalah, aku memang anak yang rajin dan lumayan pintar kata teman-teman. Ya sejak saat itu, saat yang paling membuatku menyesal untuk selamanya, mungkin ini hanya masalah sepele bagi teman -teman ku. Tapi bagi ku ini masalah berat, aku putus dengan pacar ku. Itu lah masalah ku tapi ini merubah semua hidupku, aku putus dengan pacarku (dalia namanya) karena aku selingkuh dengan cewek lain di sekolah yang lain pula aku kepergok dengan pacar ku, saat sedang berjalan jalan di mall.

Saat itu juga aku di putuskan oleh keduanya, ya memang seharusnya seperti itu, masalah juga seharusnya selesai tapi yang bikin aku tidak bisa lupa dalia karna dia teman sekelas ku saat pacaran sampe sekarang kami putus di semester 2 ini. Aku harus menanggung malu dengan teman sekelas ku sekarang, yang biasa nya aku dan dilla selalu bersama saat duduk sebangku dan kekantin, kini kami saling berpisah seperti air dan api. Yang membuat ku lebih dari lebih tidak bisa merasakan ini semua saat teman-teman sekelas ku tahu kalo aku selingkuh dengan cewek lain.

Banyak yang meledekku saat putus dengannya. Ini bukanlah cobaan yang berat bagi ku, di ledek teman adalah hal yang biasa. Keberadaan Adila di kelas ku lah yang memberatkan walupun dia biasa saja ketika bertemu dengan ku, tapi akunya tidak biasa. Badan ku masih ingin berada di pelukannya. Pikiran ku ini jadi membuat masalah pertamaku yaitu menjadi pendiam dan cepat marah, ini yang membuat teman-teman ku jadi agak males untuk bermain dengaku, setiap aku di ledek teman ku aku langsuing marah, beda dengan aku yang dulu masih dengan adila. Pelajaran pun terkena imbasnya juga ulangan harian pertama ku menjadi amat jelek, 0, 1, 2, 3 itulah nilai-nilai ku hingga saat ini.

Sebelum penderitaan itu selesai aku menyaksikan pemandangan yang meningkatkan darah cemburu ku, Adila jadian dengan anak kelas XI, aku hanya terkulai lemas dengan mantan kekasih ku itu, beberapa kali aku mencoba mengalihkan perhatianku pada cewek lain, tapi itu tidak bisa, di benak ku hanya ada pikiran untuk memilikinya kembali. Suatu saat " udah lah den lupain aja itu Adila dari pada lo begini terus " tanya tana yang merupakan teman baikku saat istirahat " ya mau gimana lagi, gw tu dah suka ama dia, gak ada yang bisa gantiin" jawab ku dengan nada tinggi. " Ya habis mau diapain lagi, lo harapin dia balik juga gak mungkin dia dah jadian ama cewek lain" tambah rina teman ku juga, Lalu aku meninggal kan mereka.

 Di hari-hari berikutnya aku mendengar kabar dari teman-teman ku bahwa adila sudah putus dengan anak kelas XI itu. Mereka berantem kemaren karena sesuatu masalah. Ya aku masa bodo lah dengan berita itu bukan urusan ku lagi. Di hari berikutnya ketika jam masuk sekolah berbunyi aku terlambat masuk karena aku kesiangan bangunnya, aku pun berlari di koridor kelas untuk masuk ke kelas, Di kelas sudah ada guru mengajar dan yang lebih mengagetkannya lagi Adila duduk sendiri di belakang ( biasanya ngak begitu ), aku mencari tempat duduk kosong yang lain tapi sudah tidak ada, aku pun terpaksa duduk dengannya. Dia hanya tersenyum ketika aku duduk di sebelahnya lagi ( setelah putus sudah tidak pernah duduk bareng ), "ini mungkin saat yang paling tepat untuk mengambil hatinya kembali" kata batinku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar