Kamis, 08 September 2011

Dosa atau Jihad


"Brak..." Pintu terbuka dari kamar paling belakang. Seseorang yang sudah lama berada ditempat ini keluar dengan tangisan yang membuat suasana menjadi mencekam
"Hai Ranti.... Sini..." kata salah seorang cowo bertubuh besar setengah mabuk yang keluar dari pintu yang sama.
Sebelum sampai di pintu depan. Seorang penjaga memukul Ranti hingga pingsan. "Dasar lo pake lari segala monyet" kata cowo yang berbadan besar itu lalu menyeret ranti masuk ke kamar belakang.
Suasana di ruang tunggu ini menjadi normal kembali. Gw yang duduk di belakang meja tinggi ini dan beberapa teman yang bekerja disini sudah terbiasa dengan hal ini, termasuk pria premen yang berjaga di depan pintu yang menjaga dengan ketat.
"Oi Ren" kata seseorang yang sangat familiar di telinga gw.
"Eh elo Ken, Ada apa nih?" Tanya gw.
"Biasa yang cantik tapi murah" gumamnya sambil nyender di meja gw
"Wah kebiasaan lo, haha ada nih namanya Lola"
"Ok nih uangnya kembaliannya untuk lo ya" katanya agak senang
"Yoi thanks bro"
Dia pun masuk kedalam kamar kosong no 2. Sementara gw memanggil si Lola.
"Iya kak Rendi ada apa?" tanya lola dengan lugu. Wajah nya yang cantik juga membuat gw agak salting
"Itu ya ada client di ruang 2" jawab gw tenang
"Iya kak" dia langsung menuju ke sana.
Ya... Sebenarnya gw merasa kasihan pada mereka. Gadis-gadis remaja yang dipaksa menjual dirinya oleh germo yang menjijikan itu. Gw sudah hampir setahun kerja disini banyak siksaan yang dilakukan kepada mereka.  Gw harus menolong mereka. Apakah rencana gw akan berhasil?
Tak lama gw memikirkan itu. "Hai Ren, gimana jadikan?" kata Hafiz teman sepekerja gw berbisik .
"Iya pasti, kita harus mengeluarkan mereka, yaudah nanti saja kembali ketempat kerja" paksa gw pada Hafiz
"Oke, Dimas sama Cecep juga dah siap kok" Hafizpun pergi meninggalkan gw.

Gw telah lama merencanakan ini. Rencana mengeluarkan para cewe yang masih berstatus pelajar dari tempat munafik ini. Gw, Dimas, Hafiz, dan Cecep sebenarnya mengetahui pekerjaan membantu germo dalam administrasi dan lain-lain adalah perbuatan dosa. Tapi mau gimana lagi kami membutuhkan uangnya untuk biaya sekolah SMA. Namun sekarang kita harus mengeluarkan mereka.
………………….
Malam hari ini, hari H pada rencana. Saat semua pemilik pangkalan ini sedang tidak ada hanya beberapa premen yang menjaga tempat ini.
Gw masuk ke dalam tempat para cewe PSK ini tidur. Mereka hanya di beri tempat kamar 5 x 7 meter untuk 10 orang. Sungguh tidak manusiawi.
"Hai semua" dengan suara pelan
"Hah kak Rendi ada apa?" Kata Lola
"Ada pelanggan? Ini kan malam libur jarang-jarang kita begini" kata Ranti yang masih ada bekas luka di dahinya
"Ngak gini, gw bakalan ngeluarin kalian semua dari sini" kata gw tegas
Sunyi senyap melanda ruang kamar
"Ah yang bener kak" kata Lola lagi
"Iya, cepet ayo jangan berisik. Ikutin gw"
Dengan langkah perlahan kami menuju keluar kamar lalu masuk ke ruang tengah dan menyusuri koridor menuju pintu belakang.
Sampai saat ini rencana gw berhasil tanpa di ketahui oleh premen bengis itu.
" Cek, Rendi," suara keluar dari walky talky gw.
Gw pun berhenti tepat di ujung pintu menuju jalan keluar.
"Ada apa mas?" Tanya gw balik
"Preman di luar belum kami bereskan, mereka ada tiga" kata Dimas khawatir
"Jangan keluar dulu" tambahnya lagi
Gw pun mengintip dari pintu itu ternyata benar. Ada 3 orang preman sedang bermain kartu
"Aduh gimana ni mas" tanya gw dari walky talky panik
"Yaudah tenang dulu Ren" dimas menenangkan
10 menit kami menunggu
Dewi Fortuna akhirnya berpihak pada kami
3 Cowo preman itu masuk ke dalam pangkalan mereka. Dimas dan Hafiz keluar dari semak belukar dan memberi isyarat kami untuk keluar.
Tak lama kemudian Cecep datang dengan bawa mobil Suzuki Elfnya untuk menampung kami.
Namun suara kami dan Kendaraan besi milik Cecep ini terlalu keras untuk di dengar. Baru separuh gw memasukan para cewe ini ke dalam mobil, sesuatu tak terduga menghampiri. Pintu Pangkalan samping  terbuka dan dengan cepat keluar lah 3 preman itu
"Woi..... Ngapain itu," seru salah satu cowok
"Sialan, mereka membawa semua Jablaynya". Tambah cowo yang lain
"Ayo cepet, cepet" teriak gw pada cewe-cewe itu
Setelah mereka naik barulah Gw, Hafiz dan dimas naik ke mobil, kekhawatiran mengancap kami semua . Jika tertangkap kami akan mati. Untung nya kecepatan lari para preman itu tidak sebanding dengan lari mobil Cecep. Kami pun bebas dengan selamat.
"Fiuh....... Hampir saja" kata Cecep
Kemudian ia mengendari mobil nya menuju rumah kontrakan Cecep yang jaraknya lumayan jauh dari tempat melarikan diri.
Gw dan yang lain membawa mereka membagi ke tempat penginapan kami masing-masing. Sebulan penuh kami memulangkan para cewe tersebut ke tempat asal mereka.
Kecuali Lola dia masih tinggal di tempat kontrakan gw. Katanya dia tidak lagi mempunyai keluarga di luar sana.
Dan gw memutuskan untuk tinggal bersamanya. Sepulang sekolah gw mengajarinya beberapa pelajaran sosial padanya. Hari demi hari kami bersama membuat gw jatuh hati padanya. Walaupun gw tahu kalau Lola  sudah tidak perawan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar