Kamis, 08 September 2011

Pekerjaan Sambilan Haram


Suatu Pagi gw langsung menuju ke sebuah tempat "oi lama banget lo?" Ujar seseorang. " Ya ada masalah tadi di jalan" gw sambut kata-kata itu. "Ya udah ni lo kasih ke Rama, jangan lupa uang dari dia nanti kasih ke gw, Ni buat lo". "ok, Siap bos" kata gw langsung meninggalkan seseorang yang bernama Pio itu setelah menerima uang bayaran darinya. Perjalanan dari tempat Pio tidak terlalu jauh dari sekolah gw. Gw sekolah di SMA 155 sekolah paling jelek dengan anaknya yang super bandel  yang ada di daerah gw
Teet.......
" Oh shit dah bel" kata gw sambil berlari dan mendengarkan bunyi bel di kejauhan sekolah.  Ah ini gara-gara Pio kelamaan tadi kata batin gw. "Ah lah. Dah di tutup lagi gerbangnya " kata gw setelah sampe di sekolah
"Ok gw lewat belakang aja".
Di belakang sekolah adalah tembok terendah yang ada dan tidak ada pula penjaga satpam nya. Lalu gw menuju kesana ternyata tidak hanya gw doang yang mengikuti cara itu Anto dan Hezni yang merupakan temen sekelas gw juga. Gw melompat tidak lama dari mereka.
Teet.....
Saat istirahat tiba. Gw kekantin dan makan sesuatu, tiba-tiba" Yoi bro ini bisa kerjain ini gak buat besok" kata Anto mengagetkan dari belakang. "Wah ini banyak banget" kata gw. "Yaudah nanti bayarannya gw gedein deh dari biasanya, ya plisss..." Kata Anto ambil memelas. "Ok " jawab gw sambil mengunyah makanan
Saat pulang sekolah
"Oi mana itunya" tanya Rama yang sudah menunggu di belakang sekolah . " Iya ini " gua mengeluarkan serbuk yang di kasih oleh Pio. "Ok ini bayarannya, mau coba?" Sambil ngasih sejumlah uang  ke gw. "Ngak ah maksih" kata gw menolak. Lalu kami berpisah dari belakang sekolah.
Agak melelah kan melakukan pekerjaan ini. gw menjadi pengedar barang haram selama 30 hari lamanya sampai hari ini. Pio yang sebagai pengkonsumsi sekaligus pembuat ini mengangkat gw sebagai tangan kanan nya untuk mengedarkan.
Gw bertemu Poi saat dia sedang berjalan di taman. Tidak sengaja gw menyenggolnya, dan keluarlah semua narkoba itu dari tasnya. "Eh sori " katanya setelah gw menyenggolnya. "Eh lo jangan bilang sapa-sapa?" Katanya dengan panik sambil mengancam gw.
Sejak saat itu gw kenal dengannya, tidak ada niat untuk bekerja sama dengannya namun keadaan berubah semenjak Bokap gw meninggal, nyokap gw harus menghidupi gw dan dirinya. Tanpa rasa memberatkan dan keinginan membantunya gw harus kerja sendiri untuk sekolah dan jajan. Termasuk menjadi Jokey sekolah untuk PR-PR teman satu sekolah. Penghasilannya cukup untuk bayaran sekolah dan jajan gw tiap hari.
Hari berikutnya di sekolah
"Ini to dah selesai" kata gw saat sebelum masuk kekelas. "Ok deh bro ini uangnya". Kata Anto sambil ngasih uang ke gw. Hari inigw dapet 20.000 dari Anto begitu juga dengan si Pio gw juga mendapatkan 50.000 darinya karena udah nganter narkoba itu kemaren kepada si Rama kemaren.
Pekerjaan Rutin ini gw lakukan tiap hari tanpa memikirnya dosa yang akan di terima. Hingga suatu saat tidak ada kabar dari Pio selama beberapa minggu belakangan, gw pun resah bukan karena dia tapi penghasilan gw sebulan menjadi berkurang.
Karena penasaran gw kunjungilah rumah si Pio di daerah kumuh dekat rumah gw. Tanpa gw sangka banyak kerumunan di depan rumahnya. Gw langsung menuju ke barisan paling depan dari kerumunan itu, yang lebih mengagetkannya lagi di depan gw sekarang ada garis polisi yang mengelilingi rumahnya dan beberapa polisi di luar.
20 detik kemudian gw melihat Pio dengan borgol di tangannya keluar rumah sambil di tuntun oleh polisi di belakangnya. Dan beberarapa Polisi di belakangnya membawa narkoba sebagai barang bukti.
Betapa kaget nya gw saat itu, pembuat narkoba itu sudah di tangkap. Tangan gw gemeteran sekaligus keringat dingin, gw takut Pio membawa nama gw dan Rama saat di introgasi Polisi. Tidak lama kemudian gw langsung menuju rumah dan medekap di kamar takut apa yang bakalan menimpa gw yang sebagai pengedar narkoba ini walaupun hanya ke satu orang.
Keesokan harinya gw menceritaakan hal ini pada Rama, dan Dia juga sudah mengetahuinya. Berhari-hari rasa takut gw tidak pernah hilang.
"Gw masih muda, gw gak mau masuk penjara, masa depan gw gak boleh berantakan" itu yang gw katakan tiap hari.
Berminggu-minggu, bulan pun berganti. Gw sudah melupakan Pio dan pengedaran narkoba. Tidak ada tanda-tanda penangkapan gw dengan rama selama itu juga. Namun gw tidak boleh lengah tetap harus waspada di lingkungan sekitar. Kapok gw jadi pengedar narkoba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar