Kamis, 08 September 2011

Perjalanan Malam



Suatu saat di tempat tinggal ku terjadi sesuatu-seuatu aneh. Aku yang bernama ope ini sering mendengar sesuatu yang aneh, tidak hanya aku orang si sekitar kampung ini juga ikut mendengar. Suara itu terdengar di setiap malam, suara yang mirip seperti seseorang nangis ini tidak berhenti selama beberapa jam di setiap malamnya. Menjelang subuh suara itu hilang entah kemana. Banyak warga mengeluhkan hal ini, warga yang setiap malamnya siskamling tidak pernah mengetahui suaranya datang darimana. "Eh op gw punya Ide gila nih" ujar temanku reno saat di kelas, " apaan emang? " " Gimana kalo kita ikut mencari suara aneh itu ?" "Eh gila kalo ketemu setan giman?" Jawabku dengan nada agak tinggi. "Ya namanya juga ide gila, mau g?" "Ok deh ajak 2 orang lagi ya?".

Setelah itu sepulang sekolah aku, reno, gilang dan santa berkumpul di belakang sekolah. Kami membuat rencana untuk keberangkatan kami, 10 menit kemudian kami mendapat kesepakatan untuk berkumpul disini jam 10 malam dengan membawa perlengkapan penjelajahan. Di jam 10 malam teng kami berangkat dengan tempat pertam  menyusuri hutan belakang sekolah, Reno memimpin didepan ( karena lebih tahu jalan dan yang mengajak perjalanan malam ini ), di malam itu tepat bulan purnama, semakin lama- hutan semakin lebat, sekolah pun sudah tidak terlihat lagi. Suara sunyi menyelimuti kami stelah 10 menit perjalanan, tiba-tiba suara itu terdengar lagi suara seorang yang menangis, dan kini suaranya sangat dekat sekali kami pun panik bukan kepalang gilang yang berada di paling belakang menyinari bagian belakang dengan senternya, aku reno dan santa ikut menyenter sekeliling ku tapi hanya hutan dan dedaunan lebat yang terlihat.

Tapi ketika reno melihat ke atas" itu apa........" Aku dan sisa kelompok lainnya menengok kearah yang di tunjuk reno. Aku pun berharap tak melihatnya namun seorang perumpuan di atas pohon dengan pakaian putih, rambut panjang dan suara yang melengking membuat ku dan teman-teman melihatnya dengam jelas. Tiada kata yang terucap saat itu, kuntilanak nya hanya berada beberapa meter di atas kami, dia menatap kami dengan tatapan yang membawa kesedihan, mukanya yang hancur terus meneror kami. " Udah ren jalan pelan-pelan" kata ku sambil berbisik. Reno hanya mengngangguk dan kami pun berjalan. Tak lama kemudian suara kuntilanak yang membuat kami merinding itu hilang.

Jalan pun terbagi 2 kekiri untuk kembali ke desa dan kanan menuju ke kuburan. " Trus kita kemana" tanya shasta yang berposisi paling belakang barisan. " Udah kekiri aja, batere senter ku dah mau abis nih"  kata ku. "Nanti dulu lah kita kekuburan dulu trus balik lagi, masa takut" kata reno dengan berani." Yaudah lah apa kata kamu aku ikut aja" kata gilang pasrah. Kami lalu bergerak menuju kekanan setelah beberapa langkah, reno menengok ke arah ku " kamu takut ya pe? Padahal baru ketemu kuntilanak?" Kata reno pemberani. Aku diam saja, ketika reno kembali melihat kedepan betapa kagetnya aku kuntilanak itu ada di depan reno, muka nya yang ancur itu hanya tinggal satu jengkal dari muka reno, kami tersentak begitu juga reno yang sedekat itu dengan " DIA". Sedetik kemudian santa berlari kembali kedesa, gilang dan aku mengikuti begitu juga reno, kami berlari tanpa arah menuju desa sepanjang pelarian kami, pohon-pohon di kanan kiri kami di hinggapi kuntilanak yang bersuara setan dengan lirihnya. Kami tidak sempat bersuara, hati kami di selimuti ketakutan.

Hingga santa yang berada di posisi depan terjatuh, gilang tersandung kaki sasta yang terjatuh akhirnya jatuh juga, aku dan reno pun ikut terjatuh. Kami pun tidak sadar diri saat itu, hanya suara kuntulanak yang terakhir terdengar. Aku pun akhir nya sadar setelah beberapa jam pingsan, di sekelilingku sudah banyak orang, aku terbangun pertama gilang, santa dan reno masih tertidur. 15 menit kemudian mereka terbangun di teras rumah Pak Eko yang menemukan kami pingsan di hutan, kami pun menceritakan hal yang tadi malam kami alami kepada semua orang disitu. Ternyata benar pengalaman kami sama dengan pengalaman Pak Eko dengan kawannya ketika mencari suaru setan itu. Beberapa hari kemudian ditemukannya mayat perempuan di dekat pertigaaan ke arah kuburan, dia mati dalam keadaan telanjang dengan muka lebam karena pukulan, diduga dibunuh setelah di perkosa dan penyebab suara setan di setiap malam. Warga akhirnya mengubur mayat tersebut sehingga dihari hari berikiutnya aku, gilang, santa dan reno berserta teman dan warga kampung tidak pernah mendengar suara setan itu lagi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar