Sabtu, 18 Februari 2012

Bicara dong, sayang!!!

“What!!!” teriakku dengan keras sekaligus mengancam dengan aksen berbahasa Inggris ku yang jelek. Dia mengatakan kalimat itu lagi, tapi tidak tahu alasannya. Aku pun berusaha beredam amarahku dan berusaha mengendalikan seluruh emosi yang ada di dalam jiwaku. “Jadi, kenapa kamu bisa mengatakan kalimat itu kepada ku, bebb?” masih terdengar agak tertekan.
                Rara hanya diam seperti patung, pertanyaannya tadi pada ku seakan berbalik kearahnya. “Maaf ya, aku tadi emosi “ mukanya memerah dan wajahnya memelas seperti meminta sesuatu. Aku pun tidak tega untuk memarahinya lagi. “Yaudah gpp, aku itu cinta kok sama kamu, jadi tidak mungkin kalau aku selingkuh sama cewek lain” kataku meyakinkan sekaligus menjawab pertanyaan bodoh darinya. Rara pun tersenyum manis, lalu memelukku dengan kedua tangannya. Aku hanya dapat membalas pelukannya dan menghantarkan salah satu tanganku ke rambutnya yang lurus itu.
...
                “Kayaknya tadi lu berantem sama Rara?” tanya Johan yang sepertinya melihat aku dan Rara adu mulut di halaman belakang tadi. “Ngak kok, cuman salah pengertian aja” aku berusaha tidak membesar-besarkan hal ini. “Ooo.. bagus lah” aku hanya diam dan ikut nonton Tv acara K-Pop dengan Johan dan  beberapa cowak lainnya. Ini adalah markas kami, tempat aku dan Rara serta 6 pasangan dan 6 single  lainnya bersenang-senang ketika libur semester tiba. Aku dan Rara adalah peserta terakhir dari semuanya sekaligus yang termuda.
                Setelah menonton, aku menuju ke dapur tempat para cewek biasanya berada. Mereka biasanya menyiapkan makanan lezat untuk para cowok dan Rara pasti membuatkanku Brownise coklat. “Hai Neo” seseorang memanggilku dari belakang, aku pun langsung berbalik dan disana ada June berdiri. Sebelum melihat kearah matanya, aku akan melihat dari ujung kaki sampai kepala. Dia mengenakan rok mini dan tank top ketat seperti biasanya. June merupakan cewek ter-sexy di sini, tapi anehnya dia masih jomblo. “Iya kenapa?” jawab aku yang masih bertahan untuk menatap matanya.
                “Ajari aku main basket lagi.. Yang lay-up kemaren aku sudah bisa” aku bingung menjawabnya, aku ingin bertemu dengan Rara sekarang, namun June ingin latihan basket. Dia memilih aku untuk melatihnya karena aku yang paling jago dalam permainan itu. “Plisss” katanya lagi. Sekarang mukannya sangat memelas dan imut seperti ingin dicubit. Mungkin Rara sedang seru-seruan bersama temannya, jadi aku menerima ajakan June “Oke deh”
Tidak terasa aku mengajarinya hingga magrib tiba, total 2 jam aku bersamanya. Aku melatihnya Passing, Shoting dan beberapa cara menjaga bola dari lawan agar tidak direbut. Tidak jarang tubuh kami bersentuhan ketika aku berduel one-by-one-dengannya. Sesampainya di markas aku melihat beberapa hidangan yang sudah disiapkan oleh beberapa cewek. Aku melihat Rara sedang menyiapkan sendok dari darpur menuju meja makan.
“Hai Bebb... “ sambil melingkarkan tanganku ke tubuhnya. “Haii, mandi dulu gih, bau kamu” jawabnya dengan datar. Aku pun kaget dengan cara menjawab seperti itu tapi setelah mencium bau ketek ku, memang aku bau banget.
...
“Neo, Rara kemana kok dari tadi ngak ada” kata Uni. Aku langsung heran “Tadi bukanya sama kalian, sebelum aku mandi aja ada kok” kataku mengingat kejadian tadi. “Anehh, kemana itu anak” Uni langsung pergi mencarinya, begitu juga dengan aku. Dikamarnya hingga ke loteng aku mencarinya, tapi tidak ketemu. Aku pun akhirnya bohong pada Uni kalau dia sedang pergi keluar. Aku tidak ingin masalah ini di besar-besarkan.  Mengingat sebentar lagi makan malam aku harus cepat menemukannya.
Tanpa berfikir panjang, aku keluar dari markas dan menuju ke kolam renang. Aku melihat Rara sedang duduk di kursi panjang di pinggir kolam. Sepertinya Dia sedang sedih atau pun menangis. Aku mendekatinya dari belakang. “Haii...” sapaku dengan suara lirih. “Hai.. “sambil menghapus air matanya. “Kamu kenapa si?” tanyaku lalu duduk disampingnya. Tiba-tiba Rara mengatakan kalimat itu lagi “Kamu selingkuh ya?” tidak pakai lama aku langsung naik darah.
“Kamu itu apa-apaan si Bebb, aku itu gak selingkuh, kamu dapet berita darimana aku selingkuh!!” jawab ku dengan keras dan sambil berdiri didepannya. Dia hanya terdiam seakan ingin mengatakan sesuatu tapi tidak berani.
“Bicara dong bebb” aku memegang bahunya. Air matanya kini makin membanjiri pipinya.
“Kamu selingkuh sama June ya?” sambil terbata-bata. Aku kaget mendengarnya dan aku mulai tertawa kecil. Jadi ini masalahnya toh....
Lalu aku menghapus air mata yang membasahi pipi Rara. “Dengarin aku ya Rara sayang, aku tuh sama June cuman latihan basket doang, ngak ada apa-apa kok” . “Bener...” balasnya. “Iya sayang makanya kamu itu bicara, jadi aku tahu apa yang kamu rasakan. Kalo kamu cemburu, ngelihat aku sama June, aku bisa kok ngurangin waktu latihannya kok. Yang penting kamu bicara” Dia hanya mengangguk dengan sepenuh hati. “Ih kamu tuh pendiem banget si” tambahku lagi. Lalu dia memelukku dengan erat dan kami berciuman.
“Aku janji aku akan berubah”Katanya dengan penuh keyakinan.
“Oke,  yuk kita balik, udah waktunya makan malam nih” kataku mencairkan suasana.
Kami pun berjalan kembali menuju markas dengan damai dan untungnya hanya masalah kecil yang dapat kami selesaikan dengan baik.

The end

1 komentar: